Jendela Bujang Rumah Betawi
Jika Anda belum mengunduh gambar apa pun hari ini, Anda mungkin berbagi IP dengan orang lain. Jangan khawatir, ini dapat diselesaikan dengan meningkatkan premium.
Jika Anda belum mengunduh gambar apa pun hari ini, itu mungkin karena kotak surat Anda diidentifikasi sebagai kotak surat ilegal. Jangan khawatir, ini dapat diselesaikan dengan meningkatkan premium.
Jangan khawatir, ini dapat diselesaikan dengan meningkatkan premium.
Dapatkan langganan premium dan unduh lebih banyak sumber daya.
Kami mohon maaf atas kebingungannya, tetapi kami tidak bisa tahu apakah Anda adalah seseorang atau skrip.
Centang kotak ini dan kami akan berhenti menghalangi Anda.
Tipologi Rumah Tradisional Betawi
Terdapat empat tipe rumah tradisional Betawi, dengan patokan bentuk atap yang berkaitan erat dengan bentuk denah/badan rumah, yaitu:
Merupakan tipe rumah tradisonal Betawi dengan bentuk denah/badan rumah memanjang ke samping. Bagian atap utama berbentuk pelana yang memiliki lipatan jurai dalam serta terusan atap dengan kemiringan landai pada sisi depan dan belakang rumah. Terusan atap pada bagian depan berfungsi sebagai atap teras masuk, sedangkan pada bagian belakang mengatapi ruang dapur srondoyan (dapur).
Sama seperti tipe sebelumnya, tipe Rumah Kebaya merupakan rumah tradisonal Betawi dengan bentuk denah/badan rumah memanjang ke samping. Bagian atap utama berbentuk pelana yang memiliki lipatan jurai dalam serta terusan atap dengan kemiringan landai pada sisi depan dan belakang rumah. Terusan atap pada bagian depan juga berfungsi sebagai atap teras utama, dan bagian belakang menjadi atap ruang srondoyan (dapur).
Yang membedakan dengan Rumah Bapang, pada tipe Rumah Kebaya mengalami penambahan ruang semacam paviliun tertutup ataupun teras terbuka di area samping kiri dan kanan rumah. Ruang tambahan tersebut memiliki bagian atap yang menempel pada dinding segitiga sopi-sopi atap pelana utama. Bila dilihat dari arah depan rumah maka akan tampak secara metafora seperti pakaian kebaya.
Adalah tipe rumah tradisonal Betawi dengan bentuk denah memanjang ke belakang. Bagian atap utama berbentuk pelana seimbang tanpa mengalami lipatan. Atap tambahan menempel pada dinding segitiga sopi-sopi depan yang mengatapi teras masuk, dan pada bagian belakang yang mengatapi ruang srondoyan (dapur).
Merupakan tipe rumah tradisional Betawi dengan bentuk atap berbentuk limas perisai dengan empat lipatan jurai luar sebagaimana umumnya rumah adat Melayu. Rumah tipe ini memiliki denah/badan bangunan berbentuk persegi yang relatif kotak. Pada tipe ini ada pula modifikasi bentuk di mana bagian tengah atap mengalami peninggian ekstrim hingga menyerupai bentuk seperti atap Joglo pada rumah tradisional Jawa.
Secara geografis tempat tinggal, empat tipe rumah tradisional Betawi tersebut mengalami kekhasan tertentu dalam hal ketinggian level lantai rumah. Rumah Betawi di tengah kota pada umumnya rumah tapak yang mengalami peninggian lantai 20-30 cm dalam bentuk urugan tanah atau perkerasan masif lainnya. Memiliki ragam permukaan lantai, mulai dari tanah yang dipadat-licinkan, pluran semen polos, hingga yang dilapisi ubin teraso atau keramik.
Betawi daerah pinggir cenderung berpanggung dengan kaki umpak batu atau semen setinggi 40-60 cm dari atas permukaan tanah. Lingkungan tinggal dahulu berupa kebun dan ladang yang dibanyaki oleh hewan melata dan hewan liar berbahaya lainnya. Sedangkan rumah orang Betawi daerah pesisir (pantai) cenderung berpanggung setinggi lebih dari 1 meter akibat kondisi lingkungan yang sewaktu-waktu mengalami banjir akibat peninggian air laut.
Ornamen rumah Betawi gigi balang
Rumah Betawi modern juga memiliki ornamen khas yang terlihat mencolok pada bagian eksterior rumah. Ornamen rumah Betawi tersebut adalah gigi balang yang terletak pada tritisan atap rumah. Selain sebagai hiasan, ornamen rumah Betawi ini juga berfungsi sebagai pelindung di kala hujan agar air hujan tidak masuk ke area rumah.
Terdiri dari 4 jenis rumah
Rumah Betawi yang sering kita lihat dan tercatat secara resmi adalah rumah kebaya. Namun, ternyata masih ada beberapa jenis rumah lainnya. Empat jenis rumah Betawi di antaranya adalah rumah kebaya, rumah panggung, rumah gudang, dan rumah joglo. Perbedaan jenis ini disebabkan oleh faktor lokasi dan budaya yang ada di sekitarnya. Meskipun terdiri dari 4 jenis, semua jenis rumah Betawi tersebut masih memiliki ciri khas yang berkesinambungan antara satu dengan yang lain.
Sifat orang Betawi yang terbuka pada tamu ditunjukkan dengan teras yang luas di rumah Betawi. Di teras ini juga terdapat meja dan kursi yang berfungsi untuk menjamu tamu-tamu tersebut atau sekadar menjadi tempat bersantai. Konsep terbuka tadi juga diterapkan pada pagar rumah yang berukuran rendah. Keterbukaan ini sangat cocok untuk diterapkan pada rumah Betawi modern.
Memiliki pagar rendah dengan teras yang luas
Seperti yang sudah dijelaskan di atas sebelumnya, rumah adat di sana memiliki teras yang luas. Pendopo atau teras ini biasanya dilengkapi dengan tempat duduk juga amben atau tempat rebahan. Semua itu disiapkan untuk menjamu tamu yang datang. Artinya, masyarakat Betawi memang sangat terbuka dengan berbagai orang baru, dan tidak memandang suku, agama, maupun ras.
Selain itu, pagar yang dibuat mengelilingi rumah bagian depan umumnya tidak terlalu tinggi. Pagarnya dibuat rendah sekitar 80 cm dengan tebal kira-kira 3 sampai 5 cm. Bahannya dibuat dari kayu. Arti dari pagar rendah ini adalah adanya batas antara dunia luar dengan rumah.
Harapannya, rumah dapat terhindar dari hal-hal negatif yang ada di luar pagar. Kemudian pintu masuk ke rumah juga memiliki arti, yaitu bagi tamu yang datang hendaklah memiliki adab yang baik. Ketika masuk rumah harus melalui depan, bukan belakang.
Elemen kayu pada interior rumah
Seperti rumah adat Indonesia lainnya, bagian interior rumah Betawi didominasi dengan elemen kayu. Penggunaan bahan kayu diterapkan pada dinding, tiang kolom, pintu, jendela, perabotan rumah, dan ornamen rumah Betawi lainnya. Jika tertarik untuk membangun rumah Betawi modern, Anda bisa mengombinasikan bahan kayu tersebut dengan bahan modern lainnya, seperti keramik, tegel kunci, cat dinding, dan ornamen rumah Betawi berwarna cerah agar suasana di rumah Betawi modern menjadi lebih terang.
Setelah mengenal lebih jauh tentang rumah Betawi, semoga Anda juga tertarik untuk melestarikan rumah Betawi modern atau rumah adat Nusantara lainnya. Temukan beragam artikel menarik lainnya seputar arsitektur, interior, dan bahan bangunan hanya di Archify. Jangan ragu untuk menghubungi arsitek dan desainer interior handal yang tergabung di Archify untuk mewujudkan rumah impian Anda.
Makna Filosofis Rumah Adat Betawi
Rumah adat Betawi terdiri dari beberapa macam. Adapun ciri khas yang melekat pada rumah Betawi di antaranya adalah terasnya yang luas. Teras ini memang sengaja dibuat luas, makna filosofisnya sebagai tempat untuk menerima tamu dan untuk berkumpul bersantai dengan anggota keluarga.
Hal ini cukup berbeda dengan rumah jaman modern yang ruang keluarganya biasanya ada di bagian dalam. Akan tetapi rumah adat ini berbeda, justru dengan teras yang luas dapat membuat mereka lebih nyaman untuk bersenda gurau bersama.
Di teras biasanya akan ditempatkan kursi bale-bale dari rotan, bambu, atau kayu jati yang disebut dengan amben. Adapun lantai terasnya memakai gejogan, yang menunjukkan penghormatan pada tamu yang datang ke rumah. Bagi masyarakat Betawi, ternyata gejogan ini cukup sakral. Alasannya karena berhubungan langsung dengan tangga masuk rumah yang diberi nama balaksuji.
Selain itu teras rumah yang luas ini juga memberikan makna bahwa orang rumah atau orang Betawi sangat terbuka dengan kedatangan tamu. Apalagi orang Betawi juga dikenal sangat menghargai pluralisme atau perbedaan antar suku maupun agama. Hal ini sangatlah wajar, mengingat sejarah masyarakat Betawi yang berasal dari perkumpulan beberapa suku di Indonesia.
Ada pula makna lain dari pagar yang dibangun di bagian depan rumah Betawi. Ternyata ada makna filosofis tertentu dari keberadaan pagar yang mengelilingi rumah di bagian depan. Pagar ini bagi masyarakat diartikan sebagai penghalang hal-hal negatif dari luar yang bisa masuk ke rumah. Jadi diharapkan, dengan adanya pagar, suasana di dalam rumah selalu memiliki aura yang positif. Sebab hal-hal negatif telah dihalangi oleh adanya pagar.
Lalu beberapa masyarakat Betawi juga membuat sumur di bagian depan rumah dan membuat makam di sebelah rumah. Tradisi membuat makam di samping rumah memang menjadi tradisi lawas masyarakat Betawi. Maka dari itu, dari dulu masyarakat Betawi dikenal memiliki lahan dan tanah yang luas.
Setiap pembagian ruang yang ada di rumah adat Betawi juga memiliki makna filosofis tersendiri. Berikut adalah karakteristik ruangnya:
Arsitektur Rumah Tradisional Betawi
Arsitektur merupakan bagian dari produk kebudayaan manusia dengan perwujudan berupa bangunan fisik. Produk budaya manusia ini lebih banyak terjadi dalam bentuk rumah tinggal, sebagai kebutuhan dasar manusia selain makanan dan pakaian.
Arsitektur suatu bangunan dikatakan “tradisional” apabila penciptaan struktur dan konstruksi, pengaturan tata letak ruang, penggunaan ragam hias, dan cara pembuatan bangunan tersebut diwariskan secara turun-temurun dalam suatu kebudayaan atau lokalitas tertentu. Selain itu, dikatakan tradisional bila fungsi yang dimilikinya untuk mewadahi kegiatan-kegiatan atau kebutuhan-kebutuhan yang muncul dari kebudayaan tersebut.
Arsitektur tradisonal rumah Betawi merupakan suatu fenomena yang tumbuh dari percampuran pengaruh berbagai kebudayaan. Berakar dari kebudayaan Melayu kuno, masyarakat Betawi sebagai yang melahirkannya adalah masyarakat hasil percampuran berbagai latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda, baik oleh pendatang dari berbagai pelosok Nusantara maupun dari luar Nusantara. Kehadiran para pendatang tersebut secara langsung maupun tak langsung memperkenalkan unsur-unsur arsitektur daerah asalnya ke tanah Betawi (Jakarta).
Percampuran tersebut melahirkan arsitektur rumah tradisional Betawi yang beragam, baik dilihat dari tipologi bentuk rumahnya maupun dari unsur-unsur arsitektural seperti struktur, tata ruang, ragam hias, dan detailnya.
Ornamen dan Ragam Hias Rumah Tradisional Betawi
Terdapat banyak keberagaman dalam arsitektur rumah Betawi yang tampil pada ungkapan-ungkapan arsitektural yang lebih detail penerapannya, antara lain pada bagian atap, dinding, jendela, pintu, lubang angin, pagar teras, hingga tiang struktur, yang banyak dipengaruhi kebudayaan dari luar Betawi, antara lain Melayu, Sunda, Jawa, Arab, Cina, hingga Eropa. Bisa dikatakan bahwa penerapan ornamen dan ragam hias pada rumah tradisional Betawi lebih kepada penciptaan unsur estetik ketimbang pemikiran filosofis maupun mistik.
Ornamen dan ragam hias pada rumah tradisional Betawi antara lain:
Ar. DORRI HERLAMBANG, ST. MT., IAI Alumni Arsitek Universitas Trisakti
Sumber: https://www.kebudayaanbetawi.com/3018/arsitektur-rumah-tradisional-betawi/
Sejarah dan Macam Rumah Adat Betawi – Betawi merupakan salah satu suku di Jakarta yang sangat beragam. Hal ini karena masyarakatnya terbentuk dari berbagai macam suku yang ada di Indonesia. Sehingga tak heran, jika masyarakat di sana memiliki toleransi yang sangat tinggi terhadap orang lain.
Hal itu diwujudkan atau tercirikan melalui bangunan rumah adatnya yang kaya makna. Ada banyak hal menarik dari rumah adat Betawi, mulai dari sejarahnya, filosofi bangunan, serta macam-macam bangunannya. Untuk mengetahui lebih jauh, simak ulasan rumah adat Betawi berikut ini.
Menggunakan ukiran dan ornamen yang mempunyai makna
Lalu yang kedua adalah banyaknya ukiran atau ornamen di dalam maupun luar rumah yang mengandung makna. Setiap pajangan pada rumah adat Betawi memiliki makna tersendiri. Selain sebagai hiasan untuk memperindah ruangan, namun ada pula makna yang diharapkan. Berikut adalah arti beberapa ukiran dan ornamen yang biasa ditemui di sana: